Penemu pesawat

⊆ 02.58 by mathemathic | ˜ 0 komentar »

Pesawat terbang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Pesawat bersayap dua, Fairey Swordfish II.

Pesawat terbang atau pesawat udara atau kapal terbang atau cukup pesawat saja adalah kendaraan yang mampu terbang di atmosfer atau udara.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Sejarah

Pesawat terbang yang lebih berat dari udara diterbangkan pertama kali oleh Wright Bersaudara (Orville Wright dan Wilbur Wright) dengan menggunakan pesawat rancangan sendiri yang dinamakan Flyer yang diluncurkan pada tahun 1903 di Amerika Serikat. Selain Wright bersaudara, tercatat beberapa penemu pesawat lain yang menemukan pesawat terbang antara lain Samuel F Cody yang melakukan aksinya di lapangan Fanborough, Inggris tahun 1910. Sedangkan untuk pesawat yang lebih ringan dari udara sudah terbang jauh sebelumnya. Penerbangan pertama kalinya dengan menggunakan balon udara panas yang ditemukan seorang berkebangsaaan Perancis bernama Joseph Montgolfier dan Etiene Montgolfier terjadi pada tahun 1782, kemudian disempurnakan seorang Jerman yang bernama Ferdinand von Zeppelin dengan memodifikasi balon berbentuk cerutu yang digunakan untuk membawa penumpang dan barang pada tahun 1900. Pada tahun tahun berikutnya balon Zeppelin mengusai pengangkutan udara sampai musibah kapal Zeppelin pada perjalanan trans-Atlantik di New Jersey 1936 yang menandai berakhirnya era Zeppelin meskipun masih dipakai menjelang Perang Dunia II. Setelah zaman Wright, pesawat terbang banyak mengalami modifikasi baik dari rancang bangun, bentuk dan mesin pesawat untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara.

[sunting] Kategori dan klasifikasi

[sunting] Lebih berat dari udara

Pesawat terbang yang lebih berat dari udara disebut aerodin, yang masuk dalam kategori ini adalah autogiro, helikopter, girokopter dan pesawat bersayap tetap. Pesawat bersayap tetap umumnya menggunakan mesin pembakaran dalam yang berupa mesin piston (dengan baling-baling) atau mesin turbin (jet atau turboprop) untuk menghasilkan dorongan yang menggerakkan pesawat, lalu pergerakan udara di sayap menghasilkan gaya dorong ke atas, yang membuat pesawat ini bisa terbang. Sebagai pengecualian, pesawat bersayap tetap juga ada yang tidak menggunakan mesin, misalnya glider, yang hanya menggunakan gaya gravitasi dan arus udara panas. Helikopter dan autogiro menggunakan mesin dan sayap berputar untuk menghasilkan gaya dorong ke atas, dan helikopter juga menggunakan mesin untuk menghasilkan dorongan ke depan.

[sunting] Lebih ringan dari udara

Sebuah balon udara.

Pesawat terbang yang lebih ringan dari udara disebut aerostat, yang masuk dalam kategori ini adalah balon dan kapal udara. Aerostat menggunakan gaya apung untuk terbang di udara, seperti yang digunakan kapal laut untuk mengapung di atas air. Pesawat terbang ini umumnya menggunakan gas seperti helium, hidrogen, atau udara panas untuk menghasilkan gaya apung tersebut. Perbedaaan balon udara dengan kapal udara adalah bahwa balon udara lebih mengikuti arus angin, sedangkan kapal udara memiliki sistem propulsi untuk dorongan ke depan dan sistem kendali.

[sunting] Jenis pesawat

[sunting] Berdasarkan desain

Helikopter sipil Bell 407 di Bandara Niederrhein, Jerman.

[sunting] Berdasarkan propulsi

[sunting] Berdasarkan penggunaan

Pesawat-pesawat eksperimental NASA.

[sunting] Lihat pula

 

Fosil katak

⊆ 02.56 by mathemathic | ˜ 0 komentar »

Fosil

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Sebuah fosil katak.

Fosil, dari bahasa Latin fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah", adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup sedimen. Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa, fosil yang terbentuk dalam batu ambar, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter La Brea di Kalifornia. Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup. Fosil yang paling umum adalah kerangka yang tersisa seperti cangkang, gigi dan tulang. Fosil jaringan lunak sangat jarang ditemukan.Ilmu yang mempelajari fosil adalah paleontologi, yang juga merupakan cabang ilmu yang direngkuh arkeologi.

secara singkat definisi dari fosil harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

  1. Sisa-sisa organisme.
  2. Terawetkan secara alamiah.
  3. Pada umumnya padat/kompak/keras.
  4. Berumur lebih dari 11.000 tahun.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Fosilisasi

Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa hewan atau tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja. Terdapat beberapa syarat terjadinya pemfosilan yaitu antara lain:

  1. Organisme mempunyai bagian tubuh yang keras
  2. Mengalami pengawetan
  3. Terbebas dari bakteri pembusuk
  4. Terjadi secara alamiah
  5. Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit
  6. Umurnya lebih dari 10.000 tahun yang lalu.

[sunting] Fosil hidup

Istilah "fosil hidup" adalah istilah yang digunakan suatu spesies hidup yang menyerupai sebuah spesies yang hanya diketahui dari fosil. Beberapa fosil hidup antara lain ikan coelacanth dan pohon ginkgo. Fosil hidup juga dapat mengacu kepada sebuah spesies hidup yang tidak memiliki spesies dekat lainnya atau sebuah kelompok kecil spesies dekat yang tidak memiliki spesies dekat lainnya. Contoh dari kriteria terakhir ini adalah nautilus.

[sunting] Dimana fosil ditemukan?

Kebanyakan fosil ditemukan dalam batuan endapan (sedimen) yang permukaannya terbuka. Batu karang yang mengandung banyak fosil disebut fosiliferus. Tipe-tipe fosil yang terkandung di dalam batuan tergantung dari tipe lingkungan tempat sedimen secara ilmiah terendapkan. Sedimen laut, dari garis pantai dan laut dangkal, biasanya mengandung paling banyak fosil.

[sunting] Bagaimana Fosil Terbentuk?

Fosil terbentuk dari proses dari proses penghancuran peninggalan organisme yang pernah hidup. Hal ini sering terjadi ketika tumbuhan atau hewan terkubur dalam kondisi lingkungan yang bebas oksigen. Fosil yang ada jarang terawetkan dalam bentuknya yang asli. Dalam beberapa kasus, kandungan mineralnya berubah secara kimiawi atau sisa-sisanya terlarut semua sehingga digantikan dengan cetakan.


[sunting] Pemanfaatan Fosil

Fosil penting untuk memahami sejarah batuan sedimen bumi. Subdivisi dari waktu geologi dan kecocokannya dengan lapisan batuan tergantung pada fosil.Organisme berubah sesuai dengan berjalannya waktu dan perubahan ini digunakan untuk menandai periode waktu. Sebagai contoh, batuan yang mengandung fosil graptolit harus diberi tanggal dari era paleozoikum. Persebaran geografi fosil memungkinkan para ahli geologi untuk mencocokan susunan batuan dari bagian-bagian lain di dunia.[1]

[sunting] Lihat pula

 

keunikan alam

⊆ 02.53 by mathemathic | ˜ 0 komentar »

KEUNIKAN ALAM

Pembentukan alam semesta

Proses kejadian alam dari pandangan al Quran

Proses kejadian alam ini satu persoalan yang menarik sejak dari zaman dahulu hingga ke hari ini. Manusia masih ingin mencari kepastian asal usul kejadian alam ini. Bagaimana proses kejadiannya. Bagaimana alam ini terjadi dan diciptakan. Manusia masih tercari-cari jawapannya. Manusia tidak jemu-jemu dengan segala usaha dan kemahiran yang ada untuk mencari jawapannya. Ahli-ahli sains hari ini dengan teknologi tinggi dan canggih masih terus berusaha untuk mencari rahsia kejadian alam ini.

Allah yang menciptakan alam ini tidak membiarkan manusia untuk mencari jawapannya kerana Dia Maha Mengetahui akan kelemahan hambaNya. Kelemahan manusia sungguh banyak contohnya kita tidak boleh menjelajah jauh ke seluruh pelusuk alam untuk mengetahui keadaan sebenar seluruh alam. Apa yang manusia boleh lakukan hanya meramalkan berdasarkan dengan sedikit ilmu yang ada pada ketika itu. Mungkin betul dan mungkin juga salah. Oleh kerana itulah Allah telah memberitahu manusia jawapan bagaimana dan siapa yang menciptakan alam ini. JawapanNya diterangkan di dalam al Quraan melalui RasulNya. Di dalam al Quraan yang suci Allah menyebutkan Dialah yang menciptakan alam semesta ini dengan kekuasaan dan kehendakNya. FirmanNya yang bermaksud:

"Dan Dialah menciptakan langit dan bumi dengan benar. Dan benarlah perkataanNya diwaktu Dia menyatakan, Jadilah lalu terjadilah', dan di tanganNyalah segala kekuasaaan diwaktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan yang nampak. Dan Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui"

al Anaam: 73

Allah telah menciptakan langit dan bumi ini melalui proses-proses yang dikehendakiNya. Sebahagian daripada proses-proses kejadian alam ini telah diterangkan oleh Allah dengan jelas di dalam al Quran. Allah telah menerangkan bahawa kejadian langit dan bumi ini asalnya daripada satu yang padu, kemudian dipisahkan menjadi langit dan bumi. Firman Allah yang bermaksud:

"Dan apakah orang-orang kafir, tidak mengetahui bahawasanya langit dan bumi itu kedua-duanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan kedua-duanya. Dan daripada air Kami jadikan segala suatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tidak juga beriman?

Ayat ini menerangkan asal kejadian alam semesta, terdapat tiga maklumat penting yang terkandung di dalam ayat ini berkaitan dengan kejadian alam semesta(Dr.Zakaria Awang Soh,1990)

~ Bahan yang membentuk alam semesta ini merupakan satu entiti (suatu yang

wujud) tunggal.

~ Keseluruhan alam semesta, langit dan bumi adalah tercantum dalam satu unit.

~ pemisahan berlaku secara sistematik untuk menghasilkan hukum-hukum fizikal

dan peningkatan jirim (ordering matter)

Perkataan "ratq" membawa maksud memadukan unsur-unsur menjadi satu jasad yang padu. Jasad yang padu inilah yang menjadi asal mula alam. Perkataan "fatq" membawa maksud dipisahkan atau dipecahkan. Jasad yang padu tadi kemudiannya melalui proses pemisahan. Bagaimana proses pemisahan itu tidak dapat dijelaskan. Jika dilihat kepada alam semesta yang wujud hari ini menggambarkan proses pemisahan ini berlaku dalam satu kuasa pemisahan yang sungguh hebat dan amat kuat.

Proses pembentukan alam ini berlaku secara bertahap-tahap selepas dari pemishan itu. Hal ini seperti yang disebut di dalam alQuraan yang bermaksud;

"Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap lalu Dia berkata kepadaNya dan bumi, Datanglah kamu keduanya menurut perintahKu dengan suka hati atau terpaksa keduanya menjawab 'kami datang dengan suka hati' Maka Dia menjadikan tujuh langit dalam masa dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan kami hiasi langit yang dekat dengan bintang yang cemerlang dan Kami perliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." Fushilat : 11-12

Seluruh proses kejadian alam ini berlaku secara sistematik dengan ukuran yang rapi dan tepat seperti yang disebut di dalam alQuraan

"Sesungguhnya Kami menciptakan tiap-tiap sesuatu menurut takdir (yang telah ditentukan)."

AlQamar :49

Manakala alam semesta yang diciptakan oleh Allah ini sentiasa mengembang atau keluasan alam ini sentiasa bertambah dari masa kesemasa. Ini bermaksud segala apa yang ada di alam ini sentisa bertambah terhadap masa. FirmanNya bermaksud:

"Dengan kemahiran dan kekuasaan Kami, Kami bangunkan langit dan Kami kembangkannya"

Azariat : 4

Putaran bumi

Kita semua dapat hidup di atas muka bumi ini kerana bumi berputar di atas paksinya dalam tempoh 24 jam sehari. Cuba bayangkan sekiranya bumi ini tidak berputar, mustahil kita dapat hidup dengan aman dan sentosa di permukaan bumi.

Dari putaran inilah terjadinya siang dan malam. Permukaannya yang menghadap matahari akan mengalami siang manakala permukaan yang membelakangkan matahari akan menjadi malam. Seandainya bumi tidak berputar maka sudah tentu bahagian yang menghadap matahari akan menjadi siang selama-lamanya hingga hari kiamat dan begitulah sebaliknya.

Apakah yang akan terjadi sekiranya siang berlaku terus menerus? Sudah pasti keadaan udara dan hawa dari saat ke saat, dari minit ke minit dan dari jam ke jam akan menjadi bertambah panas. Dalam tempoh 100 jam sahaja udara akan mencapai takat didih 100ºC sehingga lautan, tasik, danau, sungai dan sebagainya akan mendidih dan menggelegak. Cuba anda bayangkan apa yang akan terjadi sekiranya seluruh sungai, danau dan samudera mendidih airnya? Begitu juga darah yang mengalir di dalam tubuh kita juga turut mendidih. Dalam keadaan sedemikian, tidak ada satu pun makhluk yang dapat hidup. Semuanya akan mati dan musnah menjadi debu-debu yang berterbangan.

Apa pula yang akan terjadi sesudah 100 jam atau 1000 jam berikutnya? Bukan sahaja semua ini akan mendidih, bahkan semua permukaan bumi ini sama ada benda-benda pepejal atau sebagainya, akan menjadi bara api yang tersangat panas. Ketika itu, bukan setakat manusia sahaja akan mati terbakar malahan bumi ini sendiri akan terbakar menjadi debu dalam sekelip mata sahaja.

Kemudian apa pula yang akan terjadi sekiranya waktu malam berlaku terus menerus sehingga hari kiamat? Hawa dan udara dari saat ke saat dan seterusnya dari jam ke jam akan terus bertambah dingin sehingga dalam tempoh 100 jam sahaja akan mencapai takat 0ºC sehingga seluruh air dan benda yang cair akan membeku menjadi ais yang pejal dan keras. Mungkin di saat itu, manusia dan binatang-binatang masih dapat hidup seperti keadaan di Kutub Utara dan Selatan. Namun begitu, bagaimana pula keadaannya sesudah 100 jam atau 1000 jam berikutnya? Apabila udara dan suhu menjunam turun ke bawah paras 0ºC maka sudah pasti akan lenyaplah segala kehidupan di muka bumi ini.

Kedua-dua ibarat ini harus kita fikirkan sedalam-dalamnya untuk melihat betapa hebatnya kekuasaan Allah dan juga perlindungan-Nya yang diberikan untuk kehidupan setiap makhluk khasnya kita sebagai manusia yang dikurniakan akal fikiran yang sempurna. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

“Katakan pula, bagaimanakah pendapat kamu sekiranya Allah menjadikan siang terus menerus sampai hari kiamat? Siapakah selain Allah yang akan mendatang malam kepadamu yang kamu dapat beristirehat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikannya? Dan kerana rahmatnya-Nya, Dia jadikan untuk kamu malam dan siang supaya kamu beritirehat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari kurniaan-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya.”

(Al-Qasas: 72-73)

Dengan adanya putaran bumi siang dan malam maka keadaan hawa di permukaan bumi ini menjadi seimbang dan sederhana iaitu tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin. Sehingga manusia, haiwan-haiwan dan tumbuh-tumbuhan dapat hidup dengan selesa di permukaan bumi ini.

Ya... semamangnya kita harus renungkan siapakah lagi selain Allah yang dapat memutarkan bumi sebesar ini? Iaitu planet yang berukur lilit 40,003 km dan beratnya beribu-ibu juta tan itu. Perkara ini hendaklah kita fikirkan sedalam-dalamnya. Seterusnya hendaklah kita selalu mengingati dan berterima kasih kepada Allah s.w.t. Janganlah kita sekali-kali menjadi orang-orang yang seakan-akan tidak mendengar dan melihatnya sedangkan kita mempunyai telinga, mata dan akal untuk bersyukur memuji-Nya.

Peredaran Bumi Mengelilingi Matahari

Selain daripada berputar atas paksinya, bumi juga berputar mengelilingi matahari dalam lingkaran orbitnya yang amat luas. Ingatlah bahawa jarak antara bumi dengan matahari adalah 149,000,000 km dan putarannya mengambil masa selama 365¼ hari iaitu setahun mengikut perkiraan kita.

Semasa beredar mengelilingi matahari, bumi akan berputar di atas paksinya dalam berkeadaan condong. Maka sesetengah negara yang terletak jauh dari garisan khatulistiwa akan lebih terdedah kepada cahaya matahari lalu jadilah musim panas ataupun kurang menerima cahaya matahari lalu jadikan musim sejuk. Sebagai akibat daripada pergantian musim ini terjadilah pelbagai jenis tumbuhan dan buah-buahan di permukaan bumi ini yang menjadi nikmat dan hikmah yang amat besar kepada seluruh kehidupan di muka bumi.

Begitulah keadaannya dari semasa ke semasa dan silih berganti tanpa henti-henti sehingga hari kiamat... akibat peredaran bumi di sekeliling matahari. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

“... Dan engkau lihat bumi ini kering tetapi setelah kami turunkan air (hujan) padanya, ia menjadi lembut dan subur dan menumbuhkan pelbagai macam tumbuhan dan buah-buahan yang cantik dan lazat.”

(Al-Hajj: 5)

Firmannya lagi yang bermaksud:

“Dan kami hamparkan bumi itu dan kami letakkan padanya gunung-ganang yang kukuh dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata.”

(Qaaf: 7)

Jarak Di Antara Bumi Dengan Planet-Planet Lain

Kita sudah pun mengetahui jarak di antara bumi dengan matahari dan semamangnya telah dapat dibuktikan menerusi sains dan nas-nas Al-Quran bahawa jika jarak itu berubah sedikit sahaja maka terjadilah kerosakan yang amat dahsyat di bumi.

Sekiranya bumi mendekati matahari dengan kadar lebih atau kurang dari jarak yang sedia ada sekarang maka sudah pasti akan berlaku mala petaka dan bencana-bencana alam yang tidak terkira dahsyatnya. Begitulah juga bulan dan planet-planet lain, sekiranya terkeluar sedikit dari orbitnya sama ada terlebih atau terkurang nescaya akan berlanggaran antara satu sama lain.

Jarak tertentu yang ditetapkan oleh Allah s.w.t. bagi bumi di tengah-tengah angkasa raya dan cakerawala-cakerawala ini merupakan perlindungan-Nya yang sangat besar faedah dan manfaatnya kepada seluruh kehidupan di muka bumi. Lebih-lebih lagi untuk kehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Semuanya ini harus kita renungkan. Jangan sekali-kali kita gunakan akal dan fikiran semata-mata untuk perkara-perkara yang kecil dan remeh sahaja seperti soal makan, pakaian, perhiasan dan sebagainya. Mengapa kita tidak gunakan keupayaan sebenar akal yang dikurniakan Tuhan iaitu untuk merenung alam ciptaan-Nya seterusnya mendatangkan kesedaran, keyakinan dan kegerunan kepada kebesaran Allah s.w.t. Ini selanjutnya dapat membina sikap dan akhlak yang sentiasa bertunjangkan ajaran Islam dan syariatnya. Menggunakan akal sedemikian barulah memberi faedah yang sebenar-benarnya kepada manusia yang membawa kepada kebahagiaan hidup dan jauh daripada amalan atau perbuatan yang merosakkan. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

“Ketahuilah bahawa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak... Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.”

(Al-Hadid : 20)

Jika kita renungkan sedalam-dalamnya bahawa setiap bintang dan planet itu bebas bergerak di angkasa raya, bergerak dan berputar dari abad ke abad, masing-masing tetap pada jaraknya yang tertentu maka sedarilah betapa hebatnya kukuasaan Allah s.w.t. dalam mengatur segalanya sehingga saling tidak berlanggaran. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud:

“Matahari berjalan di tempat yang ditetapkan baginya. Demikianlah Allah Yang Maha Gagah Lagi Maha Mengetahui. Sedangkan bulan kami tentukan baginya tempat yang tertentu sehingga ia kembali berbentuk seperti pelepah kurma yang kering (bulan sabit). Tiadalah matahari mendekati bulan dan tidak pula malam mendahului siang sedang semuanya beredar pada garis edarannya (orbit).”

(Yassin : 38-40)

 

sejarah islam

⊆ 03.39 by mathemathic | ˜ 0 komentar »

Kerajaan Islam di Indonesia diperkirakan kejayaannya berlangsung antara abad ke-13 sampai dengan abad ke-16. Timbulnya kerajaan-kerajaan tersebut didorong oleh maraknya lalu lintas perdagangan laut dengan pedagang-pedagang Islam dari Arab, India, Persia, Tiongkok, dll. Kerajaan tersebut dapat dibagi menjadi berdasarkan wilayah pusat pemerintahannya, yaitu di Sumatera, Jawa, Maluku, dan Sulawesi.

Daftar isi

[sembunyikan]

Kerajaan Islam di Sumatera

Periode tahun tepatnya kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera masih simpang siur dan memerlukan rujukan lebih lanjut.

Kerajaan Islam di Jawa

[sunting] Kerajaan Islam di Maluku

Kerajaan Islam di Sulawesi

Kerajaan Islam di Kalimantan

 

mathematics

⊆ 03.18 by mathemathic | ˜ 0 komentar »

In abstract algebra, the concept of a module over a ring is a generalization of the notion of vector space, where instead of requiring the scalars to lie in a field, the "scalars" may lie in an arbitrary ring. Modules also generalize the notion of abelian groups, which are modules over \mathbb{Z}.

Thus, a module, like a vector space, is an additive abelian group; a product is defined between elements of the ring and elements of the module, and this multiplication is associative (when used with the multiplication in the ring) and distributive.

Modules are very closely related to the representation theory of groups. They are also one of the central notions of commutative algebra and homological algebra, and are used widely in algebraic geometry and algebraic topology.

Contents

[hide]

[edit] Motivation

In a vector space, the set of scalars forms a field and acts on the vectors by scalar multiplication, subject to certain formal laws such as the distributive law. In a module, the scalars need only be a ring, so the module concept represents a significant generalization. In commutative algebra, it is important that both ideals and quotient rings are modules, so that many arguments about ideals or quotient rings can be combined into a single argument about modules. In non-commutative algebra the distinction between left ideals, ideals, and modules becomes more pronounced, though some important ring theoretic conditions can be expressed either about left ideals or left modules.

Much of the theory of modules consists of extending as many as possible of the desirable properties of vector spaces to the realm of modules over a "well-behaved" ring, such as a principal ideal domain. However, modules can be quite a bit more complicated than vector spaces; for instance, not all modules have a basis, and even those that do, free modules, need not have a unique rank if the underlying ring does not satisfy the invariant basis number condition, unlike vector spaces which always have a basis whose cardinality is then unique (assuming the axiom of choice).

[edit] Formal definition

A left R-module over the ring R consists of an abelian group (M, +) and an operation R × MM (called scalar multiplication, usually just written by juxtaposition, i.e. as rx for r in R and x in M) such that

For all r,s in R, x,y in M, we have

  1. r(x + y) = rx + ry
  2. (r + s)x = rx + sx
  3. (rs)x = r(sx)
  4. 1Rx = x if R has identity 1R

If one writes the scalar action as fr so that fr(x) = rx, and f for the map which takes each r to its corresponding map fr, then the first axiom states that every fr is a group homomorphism of M, and the other three axioms assert that f is a ring homomorphism from R to the endomorphism ring End(M). Thus a module is a ring action on an abelian group (cf. group action). In this sense, module theory generalizes representation theory, which deals with group actions on vector spaces, or equivalently group ring actions.

Usually, we simply write "a left R-module M" or RM. A right R-module M or MR is defined similarly, only the ring acts on the right, i.e. we have a scalar multiplication of the form M × RM, and the above axioms are written with scalars r and s on the right of x and y.

(Authors who do not require rings to be unital omit condition 4 above in the definition of an R-module, and so would call the structures defined above "unital left R-modules". In this article, consistent with the glossary of ring theory, all rings and modules are assumed to be unital.)

A bimodule is a module which is a left module and a right module such that the two multiplications are compatible.

If R is commutative, then left R-modules are the same as right R-modules and are simply called R-modules.

[edit] Examples

  • If K is a field, then the concepts "K-vector space" (a vector space over K) and K-module are identical.
  • The concept of a Z-module agrees with the notion of an abelian group. That is, every abelian group is a module over the ring of integers Z in a unique way. For n > 0, let nx = x + x + ... + x (n summands), 0x = 0, and (−n)x = −(nx). Such a module need not have a basis—groups containing torsion elements do not. (However, a finite field, considered as a module over the same finite field taken as a ring, does have a basis.)
  • If R is any ring and n a natural number, then the cartesian product Rn is both a left and a right module over R if we use the component-wise operations. Hence when n = 1, R is an R-module, where the scalar multiplication is just ring multiplication. The case n = 0 yields the trivial R-module {0} consisting only of its identity element. Modules of this type are called free and the number n is then the rank of the free module.
  • If S is a nonempty set, M is a left R-module, and MS is the collection of all functions f : SM, then with addition and scalar multiplication in MS defined by (f + g)(s) = f(s) + g(s) and (rf)(s) = rf(s), MS is a left R-module. The right R-module case is analogous. In particular, if R is commutative then the collection of R-module homomorphisms h : MN (see below) is an R-module (and in fact a submodule of NM).
  • If X is a smooth manifold, then the smooth functions from X to the real numbers form a ring C(X). The set of all smooth vector fields defined on X form a module over C(X), and so do the tensor fields and the differential forms on X. More generally, the sections of any vector bundle form a projective module over C(X), and by Swan's theorem, every projective module is isomorphic to the module of sections of some bundle; the category of C(X)-modules and the category of vector bundles over X are equivalent.
  • The square n-by-n matrices with real entries form a ring R, and the Euclidean space Rn is a left module over this ring if we define the module operation via matrix multiplication.
  • If R is any ring and I is any left ideal in R, then I is a left module over R. Analogously of course, right ideals are right modules.
  • If R is a ring, we can define the ring Rop which has the same underlying set and the same addition operation, but the opposite multiplication: if ab = c in R, then ba = c in Rop. Any left R-module M can then be seen to be a right module over Rop, and any right module over R can be considered a left module over Rop.

[edit] Submodules and homomorphisms

Suppose M is a left R-module and N is a subgroup of M. Then N is a submodule (or R-submodule, to be more explicit) if, for any n in N and any r in R, the product rn is in N (or nr for a right module).

The set of submodules of a given module M, together with the two binary operations + and ∩, forms a lattice which satisfies the modular law: Given submodules U, N1, N2 of M such that N1N2, then the two submodules are equal: (N1 + U) ∩ N2 = N1 + (UN2).

If M and N are left R-modules, then a map f : MN is a homomorphism of R-modules if, for any m, n in M and r, s in R,

f(rm + sn) = rf(m) + sf(n)

This, like any homomorphism of mathematical objects, is just a mapping which preserves the structure of the objects.

A bijective module homomorphism is an isomorphism of modules, and the two modules are called isomorphic. Two isomorphic modules are identical for all practical purposes, differing solely in the notation for their elements.

The kernel of a module homomorphism f : MN is the submodule of M consisting of all elements that are sent to zero by f. The isomorphism theorems familiar from groups and vector spaces are also valid for R-modules.

The left R-modules, together with their module homomorphisms, form a category, written as R-Mod. This is an abelian category.

[edit] Types of modules

Finitely generated. A module M is finitely generated if there exist finitely many elements x1,...,xn in M such that every element of M is a linear combination of those elements with coefficients from the scalar ring R.

Cyclic module. A module is called a cyclic module if it is generated by one element.

Free. A free module is a module that has a basis, or equivalently, one that is isomorphic to a direct sum of copies of the scalar ring R. These are the modules that behave very much like vector spaces.

Projective. Projective modules are direct summands of free modules and share many of their desirable properties.

Injective. Injective modules are defined dually to projective modules.

Simple. A simple module S is a module that is not {0} and whose only submodules are {0} and S. Simple modules are sometimes called irreducible.

Indecomposable. An indecomposable module is a non-zero module that cannot be written as a direct sum of two non-zero submodules. Every simple module is indecomposable.

Faithful. A faithful module M is one where the action of each r ≠ 0 in R on M is nontrivial (i.e. rx ≠ 0 for some x in M). Equivalently, the annihilator of M is the zero ideal.

Noetherian. A Noetherian module is a module such that every submodule is finitely generated. Equivalently, every increasing chain of submodules becomes stationary after finitely many steps.

Artinian. An Artinian module is a module in which every decreasing chain of submodules becomes stationary after finitely many steps.

Graded. A graded module is a module decomposable as a direct sum M = ⊕x Mx over a graded ring R = ⊕x Rx such that RxMyMx + y for all x and y.

[edit] Relation to representation theory

If M is a left R-module, then the action of an element r in R is defined to be the map MM that sends each x to rx (or xr in the case of a right module), and is necessarily a group endomorphism of the abelian group (M,+). The set of all group endomorphisms of M is denoted EndZ(M) and forms a ring under addition and composition, and sending a ring element r of R to its action actually defines a ring homomorphism from R to EndZ(M).

Such a ring homomorphism R → EndZ(M) is called a representation of R over the abelian group M; an alternative and equivalent way of defining left R-modules is to say that a left R-module is an abelian group M together with a representation of R over it.

A representation is called faithful if and only if the map R → EndZ(M) is injective. In terms of modules, this means that if r is an element of R such that rx=0 for all x in M, then r=0. Every abelian group is a faithful module over the integers or over some modular arithmetic Z/nZ.

[edit] Generalizations

Any ring R can be viewed as a preadditive category with a single object. With this understanding, a left R-module is nothing but a (covariant) additive functor from R to the category Ab of abelian groups. Right R-modules are contravariant additive functors. This suggests that, if C is any preadditive category, a covariant additive functor from C to Ab should be considered a generalized left module over C; these functors form a functor category C-Mod which is the natural generalization of the module category R-Mod.

Modules over commutative rings can be generalized in a different direction: take a ringed space (X, OX) and consider the sheaves of OX-modules. These form a category OX-Mod, and play an important role in the scheme-theoretic approach to algebraic geometry. If X has only a single point, then this is a module category in the old sense over the commutative ring OX(X).

One can also consider modules over a semiring. Modules over rings are abelian groups, but modules over semirings are only commutative monoids. Most applications of modules are still possible. In particular, for any semiring S the matrices over S form a semiring over which the tuples of elements from S are a module (in this generalized sense only). This allows a further generalization of the concept of vector space incorporating the semirings from theoretical computer science.

 

matematika

⊆ 02.50 by mathemathic | ˜ 0 komentar »

KURIKULUM 2004
STANDAR KOMPETENSI
Mata Pelajaran
MATEMATIKA
SEKOLAH DASAR
dan
MADRASAH IBTIDAIYAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
Jakarta, Tahun 2003
2
Katalog dalam Terbitan
Indonesia. Pusat Kurikulum, Badan Penelitian
dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional
Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Matematika SD & MI, - Jakarta:
Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas: 2003
iv, 56 hal.
ISBN 979-725-163-2
3
KATA PENGANTAR
Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia mengalami
perkembangan dan perubahan secara terus menerus sebagai akumulasi
respon terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi selama ini serta
pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta seni dan budaya. Hal ini menuntut perlunya perbaikan sistem
pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum.
Penyempurnaan kurikulum yang telah dilakukan mengacu pada Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah yang terkait yang mengamanatkan tentang adanya standar nasional
pendidikan yang berkenaan dengan standar isi, proses, dan kompetensi lulusan
serta penetapan kerangka dasar dan standar kurikulum oleh pemerintah.
Upaya penyempurnaan kurikulum ini guna mewujudkan peningkatan mutu
dan relevansi pendidikan yang harus dilakukan secara menyeluruh mencakup
pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, yakni aspek-aspek moral,
akhlak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, kesehatan, seni dan budaya.
Pengembangan aspek-aspek tersebut bermuara pada peningkatan dan
pengembangan kecakapan hidup yang diwujudkan melalui pencapaian
kompetensi peserta didik untuk bertahan hidup serta menyesuaikan diri dan
berhasil dalam kehidupan. Kurikulum ini dikembangkan lebih lanjut sesuai
dengan kebutuhan dan keadaan daerah dan sekolah.
Dokumen kurikulum 2004 terdiri atas Kerangka Dasar Kurikulum 2004, Standar
Bahan Kajian dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran yang disusun untuk
masing-masing mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan.
Dokumen ini adalah Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika untuk
satuan pendidikan SD & MI.
Dengan diterbitkan dokumen ini maka diharapkan daerah dan sekolah dapat
menggunakannya sebagai acuan dalam pengembangan perencanaan
pembelajaran di sekolah masing-masing.
Jakarta, Oktober 2003
Kepala Badan Penelitian
dan Pengembangan
Dr. Boediono
NIP. 130344755
Direktur Jendral
Pendidikan Dasar dan Menengah
Dr. Ir. Indra Jati Sidi
NIP. 130672115
4
3
4
5
5
5
6
6
6
7
9
10
13
13
19
25
32
42
49
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................................
I. PENDAHULUAN .................................................................................
A. Rasional .........................................................................................
B. Pengertian ..........................................................................................
C. Tujuan dan Fungsi .............................................................................
D. Ruang Lingkup .............................................................................
E Standar Kompetensi Lintas Kurikulum ......................................
F. Standar Kompetensi Bahan Kajian Matematika .....................
G. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar
dan Madrasah Ibtidaiyah .................................................................
H. Rambu-rambu ...............................................................................
II KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN MATERI POKOK ......
Kelas I .........................................................................................................
Kelas II .......................................................................................................
Kelas III ......................................................................................................
Kelas IV ......................................................................................................
Kelas V .......................................................................................................
Kelas VI ......................................................................................................
5
PENDAHULUAN 1
A. Rasional
Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh
meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai.
Pengembangan aspek-aspek tersebut dilakukan untuk meningkatkan
dan mengembangkan kecakapan hidup (life-skills) melalui seperangkat
kompetensi, agar siswa dapat bertahan hidup, menyesuaikan diri, dan
berhasil di masa datang.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua
pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah
dari berbagai sumber dan tempat di dunia. Selain perkembangan yang pesat,
perubahan juga terjadi dengan cepat. Karenanya diperlukan kemampuan
untuk memperoleh, dan mengelola dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.
Kemampuan ini membutuhkan pemikiran, antara lain berpikir sistematis,
logis, kritis yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran matematika.
Standar Kompetensi ini disusun agar siswa dapat berpikir secara
sistematis, logis, berpikir abstrak, menggunakan matematika dalam
pemecahan masalah, serta melakukan komunikasi dengan menggunakan
simbol, tabel, grafik dan diagram yang dikembangkan melalui
pembelajaran yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.
B. Pengertian
Matematika merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstrak
dan dibangun melalui melalui proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran
suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya
sehingga keterkaitan antar konsep dalam matematika bersifat sangat
kuat dan jelas.
6
Matematika
Dalam pembelajaran matematika agar mudah dimengerti oleh siswa,
proses penalaran induktif dapat dilakukan pada awal pembelajaran dan
kemudian dilanjutkan dengan proses penalaran deduktif untuk
menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa.
C. Fungsi Dan Tujuan
Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui
kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, sebagai alat pemecahan
masalah melalui pola pikir dan model matematika, serta sebagai alat
komunikasi melalui simbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Tujuan pembelajaran matematika adalah melatihdan menumbuhkan cara
berpikir secara sistematis, logis, kritis, kreatif dan konsisten. Serta
mengembangkan sikap gigih dan percaya diri sesuai dalam
menyelesaikan masalah.
D. Ruang Lingkup
Standar Kompetensi Matematika merupakan seperangkat kompetensi
matematika yang dibakukan dan harus dicapai oleh siswa pada akhir
periode pembelajaran. Standar ini dikelompokkan dalam Kemahiran
Matematika, Bilangan, Pengukuran dan Geometri, Aljabar, Statistika dan
Peluang, Trigonometri, dan Kalkulus.
E. Standar Kompetensi Lintas Kurikulum
Standar Kompetensi Lintas Kurikulum merupakan kecakapan hidup dan
belajar sepanjang hayat yang dibakukan dan harus dicapai oleh peserta
didik melalui pengalaman belajar. Standar Kompetensi Lintas Kurikulum
adalah sebagai berikut:
1. Memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan
kewajiban, saling menghargai dan memberi rasa aman, sesuai dengan
agama yang dianutnya.
7
Pendahuluan
2. Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan
mengkomunikasikan gagasan dan informasi, serta untuk berinteraksi
dengan orang lain.
3. Memilih, memadukan, dan menerapkan konsep-konsep, teknikteknik,
pola, struktur, dan hubungan.
4. Memilih, mencari, dan menerapkan teknologi dan informasi yang
diperlukan dari berbagai sumber.
5. Memahami dan menghargai lingkungan fisik, makhluk hidup, dan
teknologi, dan menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan nilainilai
untuk mengambil keputusan yang tepat.
6. Berpartisipasi, berinteraksi, dan berkontribusi aktif dalam
masyarakat dan budaya global berdasarkan pemahaman konteks
budaya, geografis, dan historis.
7. Berkreasi dan menghargai karya artistik, budaya, dan intelektual
serta menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan
pribadi menuju masyarakat beradab.
8. Berpikir logis, kritis, dan lateral dengan memperhitungkan potensi
dan peluang untuk menghadapi berbagai kemungkinan.
9. Menunjukkan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri,
dan bekerja sama dengan orang lain.
F. Standar Kompetensi Bahan Kajian Matematika
Kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai
dalam belajar matematika mulai dari SD dan MI sampai SMA dan MA,
adalah sebagai berikut.
1. menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari,
menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep
atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam
pemecahan masalah.
2. memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan
simbol, tabel, grafik atau diagram untuk memperjelas keadaan
atau masalah.
3. menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
8
Matematika
4. menunjukkan kemampuan strategik dalam membuat
(merumuskan), menafsirkan, dan menyelesaikan model matematika
dalam pemecahan masalah.
5. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.
Kecakapan tersebut dicapai, dengan memilih materi matematika melalui
aspek berikut.
1. Bilangan
• Melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan
dalam pemecahan masalah.
• Menaksir hasil operasi hitung.
2. Pengukuran dan geometri
• Mengidentifikasi bangun datar dan bangun ruang menurut sifat,
unsur, atau kesebangunannya.
• Melakukan operasi hitung yang melibatkan keliling, luas,
volume, dan satuan pengukuran.
• Menaksir ukuran (misal: panjang, luas, volume) dari benda atau
bangun geometri.
• Mengaplikasikan konsep geometri dalam menentukan posisi,
jarak, sudut, dan transformasi, dalam pemecahan masalah.
3. Peluang dan statistika
• Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data.
• Menentukan dan menafsirkan peluang suatu kejadian dan
ketidakpastian.
4. Trigonometri
• Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan dan identitas
trigonometri dalam pemecahan masalah.
5. Aljabar
• Melakukan operasi hitung dan manipulasi aljabar pada
persamaan, pertidaksamaan, dan fungsi, yang meliputi: bentuk
linear, kuadrat, dan suku banyak, eksponen dan logaritma,
barisan dan deret, matriks, dan vektor, dalam pemecahan
masalah.
6. Kalkulus
• Menggunakan konsep limit laju perubahan fungsi (diferensial
dan integral) dalam pemecahan masalah.
9
Pendahuluan
G. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar
dan Madrasah Ibtidaiyah
Kemampuan matematika yang dipilih dalam Standar Kompetensi ini
dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa dengan
memperhatikan perkembangan pendidikan matematika di dunia
sekarang ini. Untuk mencapai kompetensi tersebut dipilih materi-materi
matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat
kedalaman materi, serta sifat esensial materi dan keterpakaiannya dalam
kehidupan sehari-hari. Secara rinci, standar kompetensi tersebut, adalah
sebagai berikut.
a. Bilangan
1. Menggunakan bilangan dalam pemecahan masalah.
2. Menggunakan operasi hitung bilangan dalam pemecahan
masalah.
3. Menggunakan konsep bilangan cacah dan pecahan dalam
pemecahan masalah.
4. Menentukan sifat-sifat operasi hitung, faktor, kelipatan bilangan
bulat dan pecahan serta menggunakannya dalam pemecahan
masalah.
5. Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan, serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
b. Pengukuran dan geometri
6. Melakukan pengukuran, mengenal bangun datar dan bangun
ruang, serta menggunakannya dalam pemecahan masalah seharihari.
7. Melakukan pengukuran, menentukan unsur bangun datar dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
8. Melakukan pengukuran keliling dan luas bangun datar dan
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
9. Melakukan pengukuran, menentukan sifat dan unsur bangun
ruang, menentukan kesimetrian bangun datar serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
10. Mengenal sistem koordinat pada bidang datar.
10
Matematika
c. Pengelolaan data
11. Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data.
H. Rambu-rambu
1. Standar kompetensi ini merupakan acuan bagi guru di sekolah untuk
menyusun silabus atau perencanaan pembelajaran.
2. Kemahiran matematika merupakan kecakapan matematika yang
perlu dimiliki siswa yang pembelajarannya tidak dibelajarkan
tersendiri tetapi diintegrasikan dalam materi matematika. Kemahiran
matematika disajikan secara eksplisit dalam kurikulum ini agar
menjadi perhatian dan pertimbangan bagi guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran dan penilaian hasil belajar siswa.
3. Kompetensi dasar yang tertuang dalam Standar Kompetensi ini
merupakan kompetensi minimal yang dapat dikembangkan oleh
sekolah.
4. Standar ini dirancang untuk melayani semua kelompok siswa. Dalam
hal ini, guru perlu mengenal dan mengidentifikasi kelompokkelompok
tersebut.
5. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran adalah:
a. Mengkondisikan siswa untuk menemukan kembali rumus,
konsep, atau prinsip dalam matematika melalui bimbingan guru
agar siswa terbiasa melakukan penyelidikan dan menemukan
sesuatu.
b. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam
pembelajaran matematika, yang mencakup masalah tertutup,
mempunyai solusi tunggal, terbuka atau masalah dengan
berbagai cara penyelesaian.
c. Beberapa keterampilan untuk meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah adalah:
• memahami soal: memahami dan mengidentifikasi apa yang
diiketahui, apa yang ditanyakan, diminta untuk dicari, atau
dibuktikan.
• memilih pendekatan atau strategi pemecahan: misalkan
mengambarkan masalah dalam bentuk diagram, memilih
11
Pendahuluan
dan menggunakan pengetahuan aljabar yang diketahui dan
konsep yang relevan untuk membentuk model atau kalimat
matematika.
• menyelesaikan model: melakukan operasi hitung secara
benar dalam menerapkan strategi, untuk mendapatkan
solusi dari masalah.
• menafsirkan solusi: menerjemahkan hasil operasi hitung
dari model atau kalimat matematika untuk menentukan
jawaban dari masalah semula.
d. Dalam setiap pembelajaran, guru hendaknya memperhatikan
penguasaan materi prasyarat yang diperlukan.
e. Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya
memulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi
(contextual problem). Dengan mengajukan masalah-masalah yang
kontekstual, siswa secara bertahap, dibimbing untuk menguasai
konsep-konsep matematika.
6. Guru perlu melakukan penilaian untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan efisiensi suatu pembelajaran. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan adalah:
a. Penilaian yang bersifat nasional mengacu pada Standar
Kompetensi ini.
b. Beberapa kemampuan yang perlu diperhatikan dalam penilaian
adalah:
(1) Pemahaman konsep. Siswa mampu mendefinisikan konsep,
mengidentifikasi dan memberi contoh atau bukan contoh
dari konsep.
(2) Prosedur. Siswa mampu mengenali prosedur atau proses
menghitung yang benar dan tidak benar.
(3) Komunikasi. Siswa mampu menyatakan dan menafsirkan
gagasan matematika secara lisan, tertulis, atau
mendemonstrasikan.
(4) Penalaran. Siswa mampu memberikan alasan induktif dan
deduktif sederhana.
(5) Pemecahan masalah. Siswa mampu memahami masalah,
memilih strategi penyelesaian, dan menyelesaikan masalah.
7. Sekolah dapat menggunakan teknologi seperti komputer, alat peraga,
atau media lainnya untuk semakin meningkatkan efektifitas
12
Matematika
pembelajaran. Selain itu, perlu ada pembahasan bagaimana
matematika banyak diterapkan dalam teknologi informasi baik
sebagai perluasan pengetahuan siswa atau penerapan konsep
matematika secara langsung pada pembelajaran, terutama untuk
kelas-kelas tinggi.
13
KELAS: I
KEMAHIRAN MATEMATIKA
Kemahiran matematika mencakup kemampuan penalaran, komunikasi,
pemecahan masalah, keterkaitan pengetahuan dan memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika. Indikator kemahiran matematika untuk
kelas I adalah sebagai berikut:
2
Menggunakan notasi dan
simbol dalam mengungkapkan
pernyataan atau gagasan
Merancang dan melakukan
proses penyelesaian masalah
dengan memilih atau
menggunakan suatu strategi
Menghargai matematika
sebagai suatu yang berguna
dan bermanfaat dalam
kehidupan
Kemahiran Matematika Indikator
• Menyajikan pernyataan matematika secara
lisan, tertulis, simbol, dan diagram
• Menjelaskan langkah atau memberi alasan
langkah-langkah penyelesaian soal *)
• Menyatakan soal cerita dengan bahasa
sendiri atau menerjemahkannya ke dalam
model/diagram
• Memilih konsep yang relevan dari soal
untuk membentuk model matematika
• Mengidentifikasi informasi yang berkaitan
dengan soal cerita (apa yang diketahui; apa
yang dicari; operasi dan model matematika
yang diperlukan untuk memecahkan soal)
• Menerapkan operasi penyelesaian untuk
memperoleh penyelesaian dari soal
• Mengenal prosedur pemecahan yang
benar dan tidak benar *)
• Menunjukkan perhatian dan rasa ingin
tahu (antusias) atau minat pada pelajaran
matematika
• Menunjukkan sikap gigih dan percaya diri
dalam menyelesaikan masalah
Kemahiran matematika tersebut diuraikan lebih lanjut pada setiap
pembelajaran standar kompetensi berikut ini.
KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR, DAN
MATERI POKOK
* Kemampuan ini biasanya dapat dicapai oleh siswa dengan kemampuan tinggi
14
Matematika
BILANGAN
Standar Kompetensi : Menggunakan bilangan dalam pemecahan masalah.
Bilangan cacah sampai dengan dua angka
Mengenal dan
menggunakan
bilangan dalam
pemecahan
masalah
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Membilang atau
menghitung secara
urut
• Menyebutkan banyak
benda
• Membandingkan dua
kumpulan benda
melalui istilah lebih
banyak, lebih sedikit,
atau sama banyak
• Membaca dan
menulis lambang
bilangan
• Mengurutkan
sekelompok bilangan
yang berpola teratur
dari terkecil atau
terbesar
• Membilang loncat
(loncat 2, 10, atau
lainnya)
• Mengurutkan
sekelompok bilangan
dari terkecil atau
terbesar
• Menyatakan masalah
sehari-hari yang
terkait penjumlahan
dan pengurangan
sampai 20
• Menerjemahkan
bentuk penjumlahan
dan pengurangan
sampai 20 ke dalam
kalimat sehari-hari
Hasil Belajar
1. Menghitung
dan
mengurutkan
banyak benda
2. Menjumlah
dan
mengurang
bilangan
Operasi hitung
bilangan
15
Standar Kompetensi Kelas
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Membaca dan
menggunakan simbol
+, -, dan = dalam
pengerjaan hitung
sampai dengan 20-
• Mengingat fakta dasar
penjumlahan dan
pengurangan sampai
dengan 20
• Menggunakan sifat
operasi hitung
pertukaran dan
pengelompokan
untuk mempermudah
perhitungan
penjumlahan
• Menuliskan bilangan
dua angka dalam
bentuk penjumlahan
puluhan dan satuan
• Menentukan nilai
tempat: puluhan dan
satuan
• Menjumlah dua
bilangan (dengan
tanpa menyimpan)
• Mengurang dua
bilangan (dengan
tanpa meminjam)
• Memecahkan masalah
sehari-hari yang
melibatkan
penjumlahan dan
pengurangan
Hasil Belajar
3. Menggunakan
nilai tempat
dalam
penjumlahan
dan
pengurangan
16
Matematika
GEOMETRI DAN PENGUKURAN
Standar Kompetensi : Melakukan pengukuran, mengenal bangun datar
dan bangun ruang, serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah sehari-hari.
Waktu, panjang, dan berat
Melakukan
pengukuran dan
menggunakannya
dalam
pemecahan
masalah seharihari
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Mengenal konsep
waktu melalui
kegiatan sehari-hari
yang sebentar atau
yang lama
• Memberi contoh
kegiatan sehari-hari
yang sebentar atau
yang lama
• Mengingat
pengurutan namanama
hari dan bulan
• Membaca tanda
waktu yang
ditunjukkan oleh
jarum jam analog
(jam dinding)
• Mengenal panjang
suatu benda melalui
kalimat sehari-hari
(pendek, panjang)
• Memberi contoh
benda yang panjang
dan pendek
• Mengenal jarak yang
dekat, dan jauh
• Mengukur panjang
benda dengan satuan
tak baku
• Menunjukkan
perbedaan hasil-hasil
pengukuran panjang
dengan satuan tak baku
Hasil Belajar
1. Mengenal
satuan waktu
2. Membandingkan
pengukuran
panjang
Satuan
pengukuran
17
Standar Kompetensi Kelas
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Mengukur dan
membandingkan
panjang benda-benda
secara langsung
• Mengukur dan
membandingkan
panjang benda
dengan satuan tak
baku yang sama
• Mengenal berat benda
melalui kalimat
sehari-hari (ringan,
berat)
• Memberi contoh
benda yang ringan
dan berat
• Mengukur berat
benda dengan satuan
tak baku
• Menunjukkan
perbedaan hasil-hasil
pengukuran berat
dengan satuan tak
baku
• Mengukur dan
membandingkan
berat benda-benda
secara langsung
• Mengukur dan
membandingkan
berat benda dengan
satuan tak baku yang
sama
Hasil Belajar
3. Membandingkan
pengukuran
berat
18
Matematika
Geometri
Mengenal
bangun datar
dan bangun
ruang
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Menyebutkan bendabenda
yang secara
geometris berbentuk
bola, tabung, balok
atau kubus
• Mengelompokkan
benda-benda menurut
bentuk, permukaan,
atau ciri lainnya
• Menyebutkan bendabenda
yang secara
geometris berbentuk
segitiga, segi empat
ditinjau dari banyak
sisinya
• Menjiplak atau
membuat berbagai
bentuk segitiga dan
segi empat
• Mengelompokkan
berbagai bentuk
segitiga dan segi
empat menurut
bentuk, permukaan,
atau ciri lainnya
Hasil Belajar
1. Mengelompokkan
berbagai
bangun ruang
sederhana
2. Menyelidiki
berbagai
bangun datar
sederhana
Bangun ruang
dan bangun
datar
19
Standar Kompetensi Kelas
KELAS: II
KEMAHIRAN MATEMATIKA
Kemahiran matematika mencakup kemampuan penalaran, komunikasi,
pemecahan masalah, keterkaitan pengetahuan dan memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika. Indikator dari kemahiran tersebut untuk
kelas II adalah sebagai berikut:
Menggunakan notasi dan
simbol dalam mengungkapkan
pernyataan atau gagasan
Merancang dan melakukan
proses penyelesaian masalah
dengan memilih atau
menggunakan suatu strategi
Menghargai matematika
sebagai suatu yang berguna
dan bermanfaat dalam
kehidupan
Kemahiran Matematika Indikator
• Menyajikan pernyataan matematika secara
lisan, tertulis dan simbol, dan diagram
• Menjelaskan langkah atau memberi alasan
terhadap penyelesaian soal *)
• Menggunakan cara induktif dalam
mengenal atau memprediksi suatu pola
• Menyatakan soal cerita dengan bahasa
sendiri atau menterjemahkannya ke dalam
model/diagram
• Memilih konsep yang relevan dari soal
untuk membentuk model matematika
• Mengidentifikasi informasi yang berkaitan
dengan soal cerita (apa yang diketahui;
apa yang dicari; operasi dan model
matematika yang diperlukan untuk
memecahkan soal)
• Menerapkan operasi penyelesaian untuk
memperoleh penyelesaian dari soal
• Mengenal prosedur pemecahan yang
benar dan tidak benar *)
• Menunjukkan perhatian dan rasa ingin
tahu (antusias) atau minat pada pelajaran
matematika
• Menunjukkan sikap gigih dan percaya diri
dalam menyelesaikan masalah
Kemahiran matematika tersebut diuraikan lebih lanjut pada setiap
pembelajaran standar kompetensi berikut ini.
* Kemampuan ini biasanya dapat dicapai oleh siswa dengan kemampuan tinggi
20
Matematika
BILANGAN
Standar Kompetensi : Menggunakan operasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah.
Bilangan cacah sampai dengan tiga angka
Memahami
konsep urutan
bilangan cacah
Melakukan
operasi hitung
bilangan dan
menggunakannya
dalam
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Membilang secara
urut
• Menyebutkan banyak
benda
• Membilang loncat
• Membaca dan
menulis lambang
bilangan dalam katakata
dan angka
• Menentukan bahwa
kumpulan benda
lebih banyak, lebih
sedikit, atau sama
dengan kumpulan
lain
• Menentukan suatu
bilangan lebih besar,
lebih kecil, atau sama
besar dengan
bilangan lain
• Menyusun bilanganbilangan
dari terkecil
ke terbesar atau
sebaliknya
• Membedakan
bilangan genap dan
ganjil berdasarkan
urutan
• Menentukan nilai
tempat sampai
ratusan
• Membaca dan
menggunakan simbol
Hasil Belajar
1. Membilang
bilangan
2. Membandingkan
bilangan
3. Mengurutkan
bilangan
1. Melakukan
penjumlahan
dan
pengurangan
bilangan
Urutan bilangan
Operasi hitung
bilangan
21
Standar Kompetensi Kelas
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
+, -, dan = dalam
pengerjaan hitung
• Mengingat fakta dasar
penjumlahan dan
pengurangan sampai 20
• Mengubah kalimat
atau bentuk
pengurangan ke
bentuk penjumlahan
• Menuliskan bilangan
dua angka dalam
bentuk panjang
• Menjumlah dua
bilangan dengan cara
menyiapkan dan
tanpa menyimpan
• Mengurang dua
bilangan dengan cara
meminjam dan tanpa
meminjam
• Melakukan dan
menghitung operasi
campuran menjumlah
dan mengurang *)
• Memecahkan soal
cerita yang mengandung
penjumlahan,
pengurangan
• Mengenal arti
perkalian sebagai
penjumlahan berulang.
• Mengingat fakta
perkalian sampai 5 x
10 dengan berbagai
cara
• Mengenal arti
pembagian
• Mengubah bentuk
perkalian menjadi
bentuk pembagian,
dan sebaliknya
Hasil Belajar
2. Melakukan
perkalian dan
pembagian
bilangan
22
Matematika
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Mengingat fakta
pembagian sampai 50
dengan berbagai cara
• Menghitung secara
cepat perkalian dan
pembagian oleh
bilangan dua sampai
50
• Memecahkan masalah
sehari-hari yang
melibatkan
penjumlahan dan
pengurangan,
perkalian dan
pembagian
Hasil Belajar
GEOMETRI DAN PENGUKURAN
Standar Kompetensi : Melakukan pengukuran, menentukan unsur bangun
datar dan menggunakannya dalam pemecahan
masalah.
Melakukan
pengukuran dan
menggunakan
dalam
pemecahan
masalah
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Membaca dan
menentukan tanda
waktu yang
ditunjukkan jarum
jam
• Menuliskan tanda
waktu yang
ditunjukkan jarum
jam
• Menyatakan lama
waktu kegiatan dalam
satuan jam
• Menentukan benda
yang lebih panjang,
lebih pendek, atau
sama panjang dengan
benda yang lain
Hasil Belajar
1. Menggunakan
alat ukur
waktu
2. Mengukur
dan
menggunakan
alat ukur
panjang
Satuan
pengukuran
(lanjutan)
23
Standar Kompetensi Kelas
Mengenal unsur
bangun datar
dan
menggunakan
nya dalam
pemecahan
masalah seharihari
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Mengukur panjang
benda dengan satuan
baku yang sering
digunakan (misal:
cm, m)
• Menaksir panjang
benda dengan satuan
yang sesuai
• Memilih alat ukur
yang sesuai untuk
mengukur panjang
benda yang diukur
• Menentukan benda
yang lebih berat,
lebih ringan, atau
sama berat dengan
benda yang lain
• Mengukur berat
benda dengan satuan
baku yang sering
digunakan (misal:
ons, kg)
• Menaksir berat benda
dengan satuan yang
sesuai
• Memilih alat ukur
yang sesuai untuk
mengukur berat
benda yang diukur *)
• Mengelompokkan
bangun-bangun datar
menurut bentuknya
• Mengurutkan
bangun-bangun
datar menurut
ukurannya
• Menentukan pola
dari serangkaian
atau barisan bangun
datar
Hasil Belajar
3. Mengukur
dan
menggunakan
alat ukur
berat
1. Mengelompokkan
bangun datar
Unsur dan sifat
bangun datar
24
Matematika
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Menentukan unsurunsur
bangun datar,
yaitu titik sudut, garis
sisi
• Menggambar dan
membuat bangun
segitiga, segi empat,
persegi dan persegi
panjang dengan
ukuran tertentu
Hasil Belajar
2. Mengenal dan
menyelidiki
unsur-unsur
bangun datar
25
Standar Kompetensi Kelas
KELAS: III
KEMAHIRAN MATEMATIKA
Kemahiran matematika mencakup kemampuan penalaran, komunikasi,
pemecahan masalah, keterkaitan pengetahuan dan memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika. Indikator dari kemahiran tersebut untuk
kelas III adalah sebagai berikut:
Kemahiran matematika tersebut diuraikan lebih lanjut pada setiap
pembelajaran standar kompetensi berikut ini.
Menggunakan notasi dan
simbol dalam mengungkapkan
pernyataan atau gagasan
Memahami, memilih strategi
untuk membentuk model
matematika, menyelesaikan
model matematika, dari soal
cerita
Menghargai matematika
sebagai suatu yang berguna
dan bermanfaat dalam
kehidupan
Kemahiran Matematika Indikator
• Menyajikan pernyataan matematika secara
lisan, tertulis, simbol, dan diagram
• Menjelaskan langkah atau memberi alasan
hasil penyelesaian soal *)
• Menggunakan cara induktif dalam
mengenal atau memprediksi suatu pola,
atau pola dari operasi hitung lainnya.
• Menyatakan soal cerita dengan bahasa
sendiri atau menerjemahkannya ke dalam
model/diagram
• Memilih konsep yang cocok dari soal
untuk membentuk model matematika
• Mengidentifikasi informasi yang berkaitan
dengan soal cerita (apa yang diketahui;
apa yang dicari; operasi dan model
matematika yang diperlukan untuk
memecahkan soal)
• Menerapkan operasi penyelesaian untuk
memperoleh solusi dari soal
• Mengenal prosedur pemecahan yang
benar dan tidak benar *)
• Memecahkan soal kontekstual dengan
berbagai cara
• Memberi alasan yang logis terhadap
penyelesaian suatu masalah
• Menunjukkan perhatian dan rasa ingin
tahu (antusias) atau minat pada pelajaran
matematika
• Menunjukkan sikap gigih dan percaya diri
dalam menyelesaikan masalah
26
Matematika
BILANGAN
Standar Kompetensi : Menggunakan konsep bilangan cacah dan pecahan
dalam pemecahan masalah.
Bilangan sampai empat angka
Mengenal dan
menggunakan
konsep bilangan
cacah dalam
pemecahan
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Membilang secara
urut
• Mengurutkan, dan
membandingkan
antar bilangan,
termasuk dengan
simbol <, >, dan =
• Menentukan sebuah
bilangan yang terletak
di antara dua
bilangan
• Mengurutkan
bilangan dan
menentukan
posisinya pada garis
bilangan
• Menaksir bilangan
yang ditentukan
letaknya pada garis
bilangan
• Menentukan pola
pada barisan bilangan
atau barisan dari
bentuk geometri
• Menuliskan bilangan
secara panjang
(ribuan, ratusan,
puluhan, dan satuan)
• Menentukan nilai
tempat sampai
dengan ribuan
• Melakukan operasi
penjumlahan tanpa
menyimpan dan
dengan menyimpan
Hasil Belajar
1. Mengurutkan
dan
menentukan
letak bilangan
pada garis
bilangan
2. Melakukan
operasi hitung
penjumlahan,
dan
pengurangan
Operasi hitung
bilangan
27
Standar Kompetensi Kelas
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Melakukan operasi
pengurangan tanpa
meminjam dan
dengan meminjam
• Memecahkan masalah
sehari-hari yang
melibatkan
penjumlahan dan
pengurangan
• Mengingat perkalian
dan pembagian
sampai 100
• Mengubah bentuk
perkalian menjadi
bentuk pembagian,
atau sebaliknya.
• Membuat tabel
perkalian dan
pembagian sampai 10
x 10
• Menggunakan sifat
operasi hitung
(pertukaran dan
pengelompokan)
untuk
mempermudah
perhitungan
perkalian/pembagian
• Menghitung
perkalian dan
pembagian oleh 2 dan
10 secara cepat
• Membedakan
bilangan ganjil dan
genap berdasarkan
habis atau tidaknya
apabila dibagi dua
• Memecahkan
masalah sehari-hari
yang melibatkan
penjumlahan,
Hasil Belajar
3. Melakukan
operasi hitung
perkalian, dan
pembagian
28
Matematika
Memahami
pecahan dan
menggunakannya
dalam
pemecahan
masalah
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
pengurangan,
perkalian, dan
pembagian
• Mengenal berbagai
nilai mata uang
rupiah
• Menentukan
kesetaraan nilai uang
dengan berbagai
satuan uang lainnya
• Menaksir jumlah
harga dari
sekelompok barang
yang biasa dibeli atau
dijual sehari-hari
• Mengenal pecahan
sederhana (misal:
setengah, seperempat,
sepertiga, seperenam)
• Membaca dan
menulis lambang
pecahan
• Menyajikan nilai
pecahan dengan
menggunakan
berbagai bentuk
gambar, dan
sebaliknya
• Membilang dan
menuliskan pecahan
dalam kata-kata dan
dalam lambang
• Membandingkan dua
pecahan
• Memecahkan masalah
yang melibatkan nilai
pecahan
Hasil Belajar
4. Memecahkan
masalah yang
melibatkan
uang
1. Mengenal
pecahan
2. Menggunakan
pecahan
Konsep pecahan
29
Standar Kompetensi Kelas
GEOMETRI DAN PENGUKURAN
Standar Kompetensi : Melakukan pengukuran keliling dan luas banguin
datar dan menggunakannya dalam pemecahan
masalah.
Melakukan
pengukuran dan
menggunakannya
dalam
pemecahan
masalah
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Memilih alat ukur
yang sesuai dengan
benda yang diukur
• Menaksir panjang
dan berat benda atau
lama kegiatan
sehari-hari dan
memeriksa hasil
taksirannya dengan
alat ukur
• Membaca tanda
waktu jam, setengah
jam, sampai
seperempat jam pada
jarum jam
• Membaca tanda
waktu dalam bentuk
angka atau digital (12
jam), misalnya, pukul
12.30
• Membaca tanda
waktu sampai 5 menit
pada jarum jam
• Menentukan
hubungan antar
satuan:
- Waktu: menit, jam,
hari, minggu,
bulan, dan tahun
- Panjang: km, m,
dm, cm
- Berat: kg, ons,
gram
• Menggunakan satuan
dalam pemecahan
masalah sehari-hari
Hasil Belajar
1. Menggunakan
dan memilih
alat ukur
sesuai sesuai
dengan
fungsinya
(meteran,
neraca, atau
pengukur
waktu)
2. Menentukan
hubungan
antar satuan
Pengukuran
30
Matematika
Mengenal
konsep keliling
dan luas bangun
datar sederhana
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Menemukan sifatsifat
bangun datar:
segitiga, persegi,
persegi panjang
• Menggambar bangun
sesuai dengan sifatsifat
bangun datar
yang diberikan
• Menentukan sudut
dari benda atau
bangun
• Menjelaskan sudut
sebagai daerah yang
dibatasi oleh dua
sinar (atau garis yang
berpotongan)
• Mengurutkan besar
sudut menurut
ukuran
• Mengenal dan
membuat jenis-jenis
sudut: lancip, sikusiku,
dan tumpul
• Mengenal sudut
sebagai jarak putar
• Membuat sudut satu,
setengah, dan
seperempat putaran
• Menghitung keliling
bangun datar: segitiga
dan persegi panjang
(dengan melibatkan
satuan baku)
• Menggambar dan
membuat bangun
datar dengan keliling
tertentu
• Menjelaskan luas
sebagai daerah dari
bidang datar (baik
Hasil Belajar
1. Menyelidiki
berbagai
bangun datar
menurut sifat
atau unsurnya
2. Menyelidiki
dan
menentukan
berbagai besar
sudut
3. Menentukan
keliling dan
luas bangun
datar
Keliling dan luas
bangun datar
sederhana
31
Standar Kompetensi Kelas
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
yang teratur maupun
yang tidak teratur)
• Membandingkan dan
mengurutkan luas
berbagai bangun
datar
• Menaksir luas daerah
beberapa bangun
datar lainnya dengan
menghitung petak
satuan
• Menemukan cara
menghitung keliling
dan luas persegi
panjang, serta
menggunakannya
dalam pemecahan
masalah *)
Hasil Belajar
*) Rumus keliling dan luas persegi sebaiknya dinyatakan dalam kalimat. Misalnya, Luas persegi
panjang = panjang x lebar.
32
Matematika
KELAS: IV
KEMAHIRAN MATEMATIKA
Kemahiran matematika mencakup kemampuan penalaran, komunikasi,
pemecahan masalah, keterkaitan pengetahuan dan memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika. Indikator kemahiran untuk kelas IV
adalah sebagai berikut:
Menggunakan notasi atau
simbol, serta menjelaskan
gagasan atau pernyataan
matematika (termasuk peran
definisi)
Memahami, memilih strategi
untuk membentuk model
matematika, menyelesaikan
model matematika, dari soal
cerita
Kemahiran Matematika Indikator
• Menyajikan pernyataan matematika secara
lisan, tertulis dan simbol, dan diagram
• Menjelaskan langkah atau memberi alasan
hasil penyelesaian soal
• Menggunakan cara induktif dalam
mengenal atau memprediksi suatu pola,
atau pola dari operasi hitung lainnya
• Memberi contoh dan bukan contoh suatu
konsep sesuai dengan definisi yang diberikan
• Menyatakan soal cerita dengan bahasa
sendiri atau menerjemahkan ke dalam
model atau diagram
• Memilih konsep yang relevan dari soal
untuk membentuk model matematika
• Mengidentifikasi informasi yang berkaitan
dengan soal cerita (apa yang diketahui;
apa yang dicari; operasi dan model
matematika yang diperlukan untuk
memecahkan soal)
• Menerapkan operasi penyelesaian untuk
memperoleh solusi dari soal
• Menyelidiki prosedur pemecahan masalah
yang benar dan tidak benar *)
• Memecahkan soal kontekstual dengan
berbagai cara
• Memberi alasan yang masuk akal dalam
penyelesaian masalah
• Menanfsirkan hasil pemecahan atau solusi
dari soal cerita
* Kemampuan ini biasanya dapat dicapai oleh siswa dengan kemampuan tinggi
33
Standar Kompetensi Kelas
Menghargai matematika sebagai
suatu yang berguna dan
bermanfaat dalam kehidupan
Kemahiran Matematika Indikator
• Menunjukkan perhatian dan rasa ingin
tahu (antusias) atau minat pada pelajaran
matematika
• Menunjukkan sikap gigih dan percaya diri
dalam menyelesaikan masalah
Kemahiran matematika tersebut diuraikan lebih lanjut pada setiap
pembelajaran standar kompetensi berikut ini.
34
Matematika
BILANGAN
Standar Kompetensi : Menentukan sifat-sifat operasi hitung, faktor,
kelipatan bilangan bulat dan pecahan serta
menggunakannya dalam pemecahan masalah.
Melakukan dan
menggunakan
sifat-sifat operasi
hitung bilangan
dalam
pemecahan
masalah
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Mengurutkan dan
menyusun bilangan
dari terkecil atau
terbesar
• Menentukan nilai
tempat bilangan
sampai dengan ratus
ribuan
• Membandingkan dua
bilangan melalui
pemecahan masalah
yang melibatkan nilai
tempat
• Menghafal perkalian
dan pembagian
sampai 100
• Melakukan perkalian
dengan cara susun
• Melakukan
pembagian tanpa sisa
dengan cara susun
• Menentukan hasil
bagi dan sisa suatu
pembagian
• Melakukan operasi
penjumlahan, pengurangan,
perkalian,
pembagian (termasuk
yang bersisa)
• Menggunakan sifatsifat
operasi hitung
untuk melakukan
perhitungan (mental)
secara efisien
Hasil Belajar
1. Membandingkan
dan
mengurutkan
bilangan
2. Melakukan
operasi
perkalian dan
pembagian
3. Melakukan
operasi hitung
campuran
Operasi hitung
bilangan
35
Standar Kompetensi Kelas
Menggunakan
faktor dan
kelipatan dalam
pemecahan
masalah
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Menentukan aturan
operasi hitung
campuran dan
menggunakannya
dalam pemecahan
soal.
• Menaksir hasil
operasi hitung
• Membulatkan hasil
operasi hitung dalam
satuan, puluhan, atau
ratusan terdekat
• Menaksir jumlah
harga dari
sekumpulan barang
yang biasa atau dijual
sehari-hari
• Menuliskan cara
penulisan nilai uang
rupiah
• Menentukan
kelipatan suatu
bilangan
• Menentukan kelipatan
persekutuan dua
bilangan
• Menentukan faktor
suatu bilangan
• Menentukan faktor
persekutuan dua
bilangan
• Mengenal bilangan
prima menurut
sifatnya
• Memberi contoh
bilangan prima dan
bukan bilangan
prima
Hasil Belajar
4. Melakukan
penaksiran
dan
pembulatan
5. Memecahkan
masalah yang
melibatkan
uang
1. Mengenal
kelipatan dan
faktor
bilangan
Kelipatan dan
faktor
36
Matematika
Mengenal
bilangan bulat
dan Romawi
serta
menggunakannya
dalam
pemecahan
masalah seharihari
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Menentukan FPB dan
KPK dari dua
bilangan
• Menggunakan FPB
atau KPK dalam
perhitungan pecahan
• Memecahkan masalah
sehari-hari yang
berkaitan dengan FPB
dan KPK
• Menentukan cara
menuliskan bilangan
asli ke dalam angka
romawi
• Menggunakan
pemakaian bilangan
Romawi dalam
kehidupan sehari-hari
• Menunjukkan
penerapan bilangan
negatif dalam
masalah sehari-hari
(misal temperatur,
ketinggian, dan
sebagainya)
• Membilang dan
menulis bilangan
bulat dalam kata-kata
dan angka
• Memberi contoh
bilangan bulat negatif
dan positif
• Mengurutkan
sekelompok bilangan
bulat dari terkecil
atau terbesar
• Menentukan letak
bilangan bulat pada
garis bilangan bulat
Hasil Belajar
2. Menyelesaikan
masalah
kelipatan
persekutuan
terkecil (KPK)
dan faktor
persekutuan
terbesar (FPB)
1. Mengenal
lambang
bilangan
Romawi dari
bilangan asli
2. Mengurutkan
dan membandingkan
bilangan bulat
Bilangan bulat
dan Romawi
37
Standar Kompetensi Kelas
Mengenal dan
menggunakan
pecahan dalam
pemecahan
masalah
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Membandingkan dua
bilangan bulat
• Menentukan lawan
suatu bilangan
• Melakukan operasi
hitung penjumlahan
dan pengurangan
bilangan bulat dengan
menggunakan garis
bilangan
• Menuliskan kalimat
atau pernyataan
pengurangan ke
bentuk
penjumlahan, dan
sebaliknya
• Memecahkan masalah
sehari-hari yang
melibatkan
perhitungan bilangan
bulat.
• Menyatakan beberapa
bagian dari
keseluruhan ke bentuk
pecahan
• Menyajikan nilai
pecahan melalui gambar
• Menuliskan letak
pecahan pada garis
bilangan
• Membandingkan
pecahan berpenyebut
sama
• Mengurutkan pecahan
berpenyebut sama
• Menentukan
pecahan-pecahan
yang senilai dari
suatu pecahan
Hasil Belajar
3. Melakukan
penjumlahan
dan
pengurangan
bilangan bulat
1. Menjelaskan
arti pecahan
dan urutannya
2. Menyederhanakan
dan
mengenal
berbagai
Operasi hitung
bilangan bulat
Pecahan dan
operasinya
38
Matematika
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Menyederhanakan
pecahan
• Menyatakan pecahan
sebagai pembagian
• Menentukan nilai
tempat pada pecahan
desimal
• Mengubah pecahan
biasa ke bentuk
desimal
• Melakukan operasi
hitung penjumlahan
dan pengurangan
pecahan berpenyebut
sama dengan hasil
positif dan nilainya
paling besar 1
• Melakukan operasi
penjumlahan dan
pengurangan pecahan
desimal dengan hasil
positif dan nilainya
paling besar 1
• Membulatkan
pecahan desimal ke
satuan terdekat dan
sampai 1 tempat
desimal
• Memecahkan masalah
sehari-hari yang
melibatkan
penjumlahan dan
pengurangan pecahan
Hasil Belajar
bentuk
pecahan
3. Menjumlah
dan
mengurang
pecahan
39
Standar Kompetensi Kelas
GEOMETRI DAN PENGUKURAN
Standar Kompetensi : Melakukan pengukuran, menentukan sifat dan
unsur bangun ruang, menentukan kesimetrian
bangun datar serta menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
Melakukan
pengukuran dan
menggunakannya
dalam
pemecahan
masalah
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Membandingkan
besar dua sudut
• Mengukur besar
sudut dengan satuan
tak baku dan satuan
derajat
• Mengidentifikasi
sudut siku-siku dari
bangun datar dan
benda-benda di
sekitar
• Mengenal sudut sikusiku
dengan
menggunakan 4 arah
mata angin
• Menentukan besar
sudut satu putaran,
setengah putaran, dan
seperempat putaran
dalam satuan derajat
• Menentukan
kesetaraan antar
satuan:
- Panjang: km, hm,
dam, m, dm, cm,
mm
- Berat: ton, kw, kg,
hag, dag, gr
- Waktu: abad,
windu, tahun,
bulan, minggu, hari,
jam, menit, detik
- Kuantitas: lusin,
kodi, gros, dan rim
Hasil Belajar
1. Mengenal dan
menentukan
besar sudut
2. Menentukan
kesetaraan
antar satuan
Pengukuran
(lanjutan)
40
Matematika
Menentukan
sifat dan unsur
bangun ruang,
menentukan
kesimetrian
bangun datar
serta
menggunakannya
dalam
pemecahan soal
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Menggunakan
kesetaraan satuan
dalam perhitungan
atau pemecahan soal
• Mengenal dan
menemukan rumus
keliling dan luas
persegi panjang
• Menemukan rumus
dan menghitung
keliling dan luas
segitiga.
• Memecahkan soal
tentang keliling dan
luas persegi panjang
dan segitiga.
• Menyebutkan sifatsifat
bangun ruang:
balok dan kubus
• Menyebutkan dan
menggambar bangun
sesuai sifat-sifat
bangun ruang yang
diberikan
• Menggambar dan
membuat berbagai
jaring-jaring kubus
dan balok
• Mengelompokkan
dan memberi contoh
bangun datar yang
simetris dan tidak
simetris
• Mengidentifikasi ciri
bangun datar yang
simetris
• Membuat bangunbangun
datar yang
simetris
Hasil Belajar
3. Menggunakan
konsep
keliling dan
luas
1. Mengidentifikasi
sifat-sifat
bangun ruang
sederhana
2. Menunjukkan
benda-benda
dan bangun
datar yang
simetris
Sifat dan unsur
bangun ruang
dan simetri
41
Standar Kompetensi Kelas
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Mengenal bangun
datar yang tidak
memiliki simetri
• Mengidentifikasi dan
menggunakan garis
simetri pada bangun
datar sederhana
• Menunjukkan dan
menggambar bangun
datar (benda-benda)
yang simetris
• Menentukan sumbu
simetri suatu bangun
datar
• Menggambar
cerminan dari bangun
datar sederhana
Hasil Belajar
42
Matematika
KELAS: V
KEMAHIRAN MATEMATIKA
Kemahiran matematika mencakup kemampuan penalaran, komunikasi,
pemecahan masalah, keterkaitan pengetahuan dan memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika. Indikator kemahiran untuk kelas V
adalah sebagai berikut:
Kemahiran matematika tersebut diuraikan lebih lanjut pada setiap
pembelajaran standar kompetensi berikut ini.
Menjelaskan gagasan atau
pernyataan matematika
(termasuk peran definisi)
Memecahkan dan menafsirkan
masalah soal cerita
Menghargai matematika
sebagai suatu yang berguna
dan bermanfaat dalam
kehidupan
Kemahiran Matematika Indikator
• Menyajikan pernyataan matematika secara
lisan, tertulis, dan diagram
• Menggunakan cara induktif dalam
mengenal atau memprediksi suatu pola
• Memberi contoh dan bukan contoh suatu
konsep sesuai dengan definisi yang
diberikan
• Menentukan suatu konsep sesuai dengan
sifat-sifat yang dimiliki
• Menyatakan soal cerita dengan bahasa
sendiri atau menerjemahkan ke dalam
model atau diagram
• Mengidentifikasi informasi yang berkaitan
dengan soal cerita (apa yang diketahui;
apa yang dicari; pengetahuan atau model
matematika yang diperlukan untuk
memecahkan soal)
• Mengenal dan memberi alasan pada tiap
prosedur pemecahan masalah
• Memecahkan soal cerita dengan berbagai
cara
• Menafsirkan hasil dari pemecahan soal
cerita
• Menunjukkan perhatian dan rasa ingin
tahu (antusias) atau minat pada pelajaran
matematika
• Menunjukkan sikap gigih dan percaya diri
dalam menyelesaikan masalah
43
Standar Kompetensi Kelas
BILANGAN
Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan
pecahan, serta menggunakannya dalam pemecahan
masalah.
Bilangan bulat
Melakukan
operasi hitung
bilangan bulat
dan
menggunakannya
dalam
pemecahan
masalah
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Menggunakan sifat
komutatif
(pertukaran),
asosiatif
(pengelompokan),
dan distributif
(penyebaran) untuk
melakukan
perhitungan secara
efisien
• Membulatkan
bilangan bilangan
dalam, puluhan, dan
ratusan terdekat
• Menaksir hasil
operasi hitung dua
bilangan
• Menggunakan faktor
prima dan faktorisasi
untuk memecahkan
masalah sehari-hari
yang berkaitan
dengan FPB dan KPK
• Membaca dan
menulis bilangan
bulat dalam kata-kata
dan angka
• Melakukan operasi
penjumlahan dan
pengurangan
bilangan bulat
• Melakukan operasi
perkalian dan
Hasil Belajar
1. Melakukan
dan
menggunakan
operasi hitung
bilangan
cacah
2. Melakukan
operasi hitung
campuran
bilangan bulat
Operasi hitung
dengan bilangan
bulat
44
Matematika
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
pembagian bilangan
bulat positif
• Melakukan operasi
hitung campuran
dengan bilangan bulat
• Memecahkan masalah
sehari-hari yang
melibatkan bilangan
bulat
• Menuliskan
perpangkatan dua
sebagai perkalian
berulang
• Melakukan operasi
hitung yang
melibatkan bilangan
berpangkat dua
• Melakukan penarikan
akar pangkat dua dari
bilangan kuadrat
• Membandingkan akar
pangkat dua suatu
bilangan dengan
bilangan lain *)
• Memecahkan masalah
sehari-hari yang
melibatkan akar
pangkat dua dan
bilangan berpangkat
dua
Hasil Belajar
3. Menghitung
perpangkatan
dan akar
Pecahan
Menggunakan
konsep pecahan
dalam
pemecahan
masalah
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Menentukan
persentase sederhana
dari kuantitas atau
banyak benda
tertentu
Hasil Belajar
1. Melakukan
penjumlahan
dan
pengurangan
pecahan
Operasi hitung
pecahan
45
Standar Kompetensi Kelas
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Menyatakan pecahan
dalam persen
• Membandingkan dua
pecahan (termasuk
yang tak sejenis) serta
letaknya pada garis
bilangan
• Melakukan operasi
penjumlahan dan
pengurangan berbagai
bentuk pecahan
• Memecahkan masalah
sehari-hari yang
melibatkan
penjumlahan dan
pengurangan pecahan
• Mengenal arti
perkalian pecahan
• Melakukan operasi
perkalian berbagai
bentuk pecahan
• Mengenal arti
pembagian pecahan
• Melakukan operasi
pembagian berbagai
bentuk pecahan
• Memecahkan masalah
sehari-hari yang
melibatkan pecahan
• Menjelaskan arti
perbandingan
• Melakukan operasi
hitung dengan
menggunakan
perbandingan dan
skala
Hasil Belajar
2. Melakukan
perkalian dan
pembagian
pecahan
3. Menggunakan
pecahan
dalam
masalah
perbandingan
dan skala
46
Matematika
GEOMETRI DAN PENGUKURAN
Standar Kompetensi : Melakukan pengukuran, menentukan unsur dan
sifat bangun ruang, dan menggunakannya dalam
pemecahan masalah.
Melakukan
pengukuran dan
menggunakannya
dalam
pemecahan
masalah
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Menentukan tanda
waktu dengan notasi
12 jam (melibatkan
keterangan pagi,
sore, atau malam)
• Menentukan tanda
waktu dengan notasi
24 jam
• Melakukan operasi
hitung yang
melibatkan satuan
waktu
• Menentukan dan
menaksir besar suatu
sudut
• Menggambar dan
mengukur besar
sudut dengan alat
(misalnya busur
derajat)
• Menjelaskan arti
satuan luas, volume,
kecepatan, dan debit
(kecepatan jumlah
aliran cairan)
• Menentukan dan
menggunakan
hubungan antar
satuan luas, volume,
kecepatan, dan debit,
dalam perhitungan
atau pemecahan
masalah
Hasil Belajar
1. Menuliskan
tanda waktu
2. Melakukan
pengukuran
sudut
3. Memahami
satuan dengan
dimensi lebih
dari satu
Pengukuran
(waktu, sudut,
luas, volume dan
satuannya)
47
Standar Kompetensi Kelas
Menentukan
sifat-sifat
bangun, dan
hubungan antar
bangun
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Membandingkan dan
mengurutkan bangun
ruang menurut
volumenya
• Menentukan volume
kubus dan balok
dengan menggunakan
kubus satuan
• Menemukan rumus
luas bangun datar:
trapesium, jajar
genjang, belah
ketupat, layang-layang
• Menentukan luas
bangun datar dengan
memanfaatkan rumus
luas segitiga
• Menentukan rasio
keliling dan diameter
lingkaran
• Menemukan dan
menggunakan rumus
keliling lingkaran
dalam perhitungan
• Menemukan secara
praktis rumus luas
lingkaran
• Menemukan rumus
volume tabung dan
prisma tegak
• Mengenal dan
menggunakan volume
limas dan kerucut *)
• Menyebutkan sifatsifat
bangun datar:
segitiga, persegi
panjang, persegi,
trapesium, jajar
genjang, lingkaran,
belah ketupat, layanglayang
Hasil Belajar
4. Menyelidiki
dan
menentukan
volume
bangun ruang
sederhana
5. Menurunkan
dan
menentukan
luas bangun
datar dan
volume
bangun ruang
sederhana
1. Menyelidiki
dan
menentukan
sifat-sifat
bangun datar
dan bangun
ruang
Sifat-sifat
bangun dan
hubungan antar
bangun
48
Matematika
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Menggambar bangun
datar dari sifat-sifat
bangun datar yang
diberikan
• Menyebutkan sifatsifat
bangun ruang:
tabung, prisma tegak,
limas, kerucut
• Menggambar bangun
ruang dari sifat-sifat
bangun ruang yang
diberikan
• Menggambar berbagai
bentuk jaring-jaring
kubus dan balok
• Menunjukkan
kesebangunan antar
bangun-bangun datar
• Menentukan simetri
lipat dan simetri
putar suatu bangun
Hasil Belajar
2. Menyelidiki
sifat-sifat
kesebangunan
dan simetri
49
Standar Kompetensi Kelas
KELAS: VI
KEMAHIRAN MATEMATIKA
Kemahiran matematika mencakup kemampuan penalaran, komunikasi,
pemecahan masalah, keterkaitan pengetahuan dan memiliki sikap
menghargai kegunaan matematika. Indikator dari kemahiran tersebut untuk
kelas VI adalah sebagai berikut:
Kemahiran matematika tersebut diuraikan lebih lanjut pada setiap
pembelajaran standar kompetensi berikut ini.
Menjelaskan gagasan atau
pernyataan matematika
(termasuk peran definisi)
Memecahkan dan menafsirkan
masalah soal cerita
Menghargai matematika
sebagai suatu yang berguna
dan bermanfaat dalam
kehidupan
Kemahiran Matematika Indikator
• Menyajikan pernyataan matematika secara
lisan, tertulis, dan diagram
• Menggunakan cara induktif dalam
mengenal atau memprediksi suatu pola
• Memberi contoh dan bukan contoh suatu
konsep sesuai dengan definisi yang
diberikan
• Menentukan suatu konsep sesuai dengan
sifat-sifat yang dimiliki
• Mengidentifikasi sifat-sifat yang dimiliki
konsep
• Menyatakan soal cerita dengan bahasa
sendiri atau menerjemahkan ke dalam
model atau diagram
• Mengidentifikasi informasi yang berkaitan
dengan soal cerita (apa yang diketahui;
apa yang dicari; pengetahuan atau model
matematika yang diperlukan untuk
memecahkan soal)
• Mengenal dan memberi alasan pada setiap
langkah pemecahan masalah
• Memecahkan soal cerita dengan berbagai
cara
• Menafsirkan hasil dari pemecahan soal cerita
• Menunjukkan perhatian dan rasa ingin
tahu (antusias) atau minat pada pelajaran
matematika
• Menunjukkan sikap gigih dan percaya diri
dalam menyelesaikan masalah
50
Matematika
BILANGAN
Standar Kompetensi : Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan
pecahan, serta menggunakannya dalam pemecahan
masalah.
Melakukan
operasi hitung
bilangan dalam
pemecahan
masalah
Melakukan
operasi hitung
bilangan yang
melibatkan
pecahan dalam
pemecahan soal
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Melakukan operasi
hitung campuran
bilangan bulat
• Menggunakan
faktorisasi prima
untuk menentukan
FPB dan KPK
beberapa bilangan
sampai 3 bilangan
• Menentukan akar
pangkat 3 pada
bilangan kubik
• Melakukan operasi
hitung yang
melibatkan bilangan
berpangkat tiga
• Mengubah suatu
pecahan ke bentuk
pecahan lain yang
senilai
• Menyederhanakan
pecahan
• Mengurutkan
pecahan
• Menentukan nilai
pecahan dari suatu
bilangan atau
kuantitas tertentu
(misal: berapakah 3/5
dari 10?)
• Menentukan hasil
dari penjumlahan,
pengurangan,
perkalian, dan
Hasil Belajar
1. Menggunakan
sifat-sifat
operasi hitung
faktor
kelipatan
2. Menentukan
akar pangkat
tiga suatu
bilangan
1. Melakukan
operasi hitung
yang
melibatkan
pecahan
dalam
pemecahan
masalah
2. Melakukan
operasi hitung
campuran
yang
Operasi hitung
bilangan bulat
Operasi hitung
pecahan
51
Standar Kompetensi Kelas
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
pembagian berbagai
bentuk pecahan
• Membulatkan
pecahan desimal
sampai dua angka di
belakang koma
• Memecahkan masalah
yang berkaitan
dengan perbandingan
dan pecahan
• Melakukan operasi
hitung dengan
menggunakan
perbandingan
• Memecahkan masalah
sederhana yang
melibatkan
perbandingan dan
skala
Hasil Belajar
melibatkan
pecahan
3. Memecahkan
masalah
perbandingan
dan skala
GEOMETRI DAN PENGUKURAN
Standar Kompetensi : Melakukan pengukuran untuk pemecahan masalah
Mengenal sistem koordinat pada bidang datar
Melakukan
pengukuran dan
menggunakannya
dalam
pemecahan
masalah
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Menentukan
hubungan antar
satuan: panjang,
waktu, berat, luas,
volume, kecepatan,
debit
• Melakukan operasi
hitung yang
melibatkan satuan
pengukuran
• Menurunkan rumus
luas berbagai bangun
Hasil Belajar
1. Menggunakan
operasi hitung
melibatkan
satuan dalam
pemecahan
masalah
2. Menghitung
keliling, luas,
Pengukuran
52
Matematika
Menggunakan
sistem koordinat
dalam
pemecahan soal
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
datar dari luas persegi
panjang
• Menurunkan rumus
volume berbagai
bangun ruang dari
volume balok
• Menerapkan rumus
luas, volume, dan
keliling bangun
dalam pemecahan
masalah
• Menggambar letak
benda (atau rumah di
sekitar)
• Menentukan letak
benda atau tempat
dari denah atau peta
yang diberikan
• Menentukan letak
titik, pada sistem
koordinat
• Menggambar bangun
datar pada bidang
koordinat
Hasil Belajar
dan volume
suatu bangun
1. Membuat
denah letak
benda
2. Mengenal
koordinat
letak (posisi)
sebuah benda
Sistem koordinat
PENGELOLAAN DATA
Standar Kompetensi : Mengumpulkan, menyajikan, dan menafsirkan data.
Membaca
mengumpulkan,
dan menyajikan
data
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Membaca data yang
disajikan dalam
bentuk diagram garis,
batang, lingkaran,
meliputi nilai data
dengan ukuran
tertentu, data
terbesar, dan terkecil
Hasil Belajar
1. Mengumpulkan
dan
menyajikan
data
Penyajian data
53
Standar Kompetensi Kelas
Kompetensi
Dasar
Indikator Materi Pokok
• Mengumpulkan data
dengan pencatatan
langsung dan dengan
lembar isian
• Mengurutkan data
• Menyajikan data
dalam bentuk tabel,
diagram batang,
diagram garis,
diagram lingkaran
• Menentukan rata-rata
hitung dan modus
dari suatu data
Hasil Belajar
2. Mengolah
data
54
NOTES:
55
NOTES:
Kutipan Pasal 44
Sanksi Pelanggaran Undang - undang Hak Cipta 1987
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau
memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta
rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau
barang hasil pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan/atau paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah).